Masa Lalu Yang Tersimpan
Di sudut kecil perpustakaan kota, seorang pemuda bernama Raka duduk termenung. Tangannya menggenggam buku tua dengan sampul lusuh berwarna cokelat. Buku itu bukan sembarang buku—di dalamnya terdapat kenangan yang menghubungkan dirinya dengan masa lalu.
Lima belas tahun lalu, Raka adalah seorang bocah kecil yang gemar menghabiskan waktu di perpustakaan itu bersama Nara, sahabat sekaligus tetangganya. Mereka berdua sering menuliskan cerita-cerita pendek dan menyimpannya di antara rak-rak buku yang jarang tersentuh. "Kita akan baca ini lagi suatu hari nanti," ujar Nara sambil tersenyum lebar.
Namun, waktu berubah. Pada suatu hari, Nara dan keluarganya pindah ke kota lain tanpa sempat berpamitan. Sejak saat itu, perpustakaan menjadi tempat yang tak lagi istimewa bagi Raka. Ia berhenti datang, dan lambat laun, ingatan tentang Nara mengabur, tergantikan oleh kesibukan hidup.
Hari ini, entah mengapa, ia memutuskan kembali. Saat menelusuri rak-rak buku yang penuh debu, tangannya menemukan sesuatu yang familiar: buku tua itu. Perlahan ia membuka halaman demi halaman, menemukan cerita-cerita lama yang mereka tulis bersama. Ada gambar-gambar lucu, tulisan yang terkadang tak rapi, dan impian masa kecil yang begitu murni.
Sebuah halaman tertentu membuatnya terhenti. Di sana, ada cerita pendek berjudul "Masa Depan Kita". Cerita itu mengisahkan dua sahabat yang berjanji akan bertemu kembali di tempat yang sama, tak peduli berapa lama waktu berlalu.
Air mata menetes di pipi Raka. "Nara, apakah kau masih mengingat ini?" gumamnya.
Tanpa ia sadari, suara langkah pelan mendekat. "Kau masih ingat juga, ya?" Sebuah suara lembut membuatnya terkejut. Raka menoleh dan melihat seorang wanita berdiri dengan senyum yang tak asing.
"Nara?"
Wanita itu mengangguk, matanya berbinar. "Aku juga merindukan masa lalu kita. Dan aku tahu, kau akan kembali ke sini suatu hari."
Saat itu, perpustakaan kecil itu seakan menjadi saksi bahwa kenangan masa lalu tak pernah benar-benar hilang. Masa lalu bukan hanya tentang apa yang telah terjadi, tetapi juga tentang apa yang tetap hidup di hati.